Akhlak Yang Baik

“Ustadzah, tadi waktu saya keluar, ada kayu kecil yang di kamar mandi, patah. Tidak papa ustadzah?” Tanya seorang siswa yang berpapasan dengan saya di depan ruang guru.

“Kayu apa?” Tanya saya penasaran

“Kayu itu ustadzah yang pas di pintu keluar”

Selang beberapa detik, ust. Misno Juma melewati kami.

“Ust. Misno tolong bantu lihat itu, kayu apa yang patah di kamar mandi putra”

Titah saya sambil melihat ke arah pintu kamar mandi.

“Ini ust”, Jelas sang siswa sambil memegang kulit pintu kamar mandi. Ya, hanya kulit pintu yang terkelupas dan patah, pintu tripleks. Tidak merusak pintunya.

“Oh itu, tidak papa”, Jelas Ust. Misno.

“Iya, tidak papa, seru saya sambil melempar senyum.

“Makasih ustadzah”

“Iya, siapa nama kamu?”

“Abi usyadzah”

“Kelas berapa?”

“Kelas VIII”

“Oh baik, makasih Abi.”

“Iya ustadzah, sama-sama”

Abi, siswa kelas VIII SMP IT Albina Ternate….

Saya kagum sama ananda ini, terlihat betapa kebagusan akhlak yang tercermin dari sikapnya yakni berkata jujur dan mengakui salah.

Tak semua anak memiliki sikap ini. Sebagian anak mungkin lebih memilih diam, cuek dan tidak merasa bersalah ketika telah merusak fasilitas umum, baik yang ada di sekolah atau di tempat lain pun kita sebagai orang dewasa juga demikian. Menutupi kesalahan, sibuk membangun citra. Kejujuran masih menjadi nomer kesekian.

Semoga akhlak ananda Abi ini terus bertumbuh dan tidak hilang seiring dengan carut marut pergaulan bebas anak remaja di luar sana.

 

Berita Lainnya...