ZIKIR PAGI

"Orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata,"Ya Tuhan kami tilahlah engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau lindungilah kami dari siksa neraka.""

أَعُوْذُ بِاللهِ السَّمِيْعِ الْعَلِيْـمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْـمِ

 

Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan syetan yang dirajam.

Diriwayatkan oleh Ibnu Sunni dari Anas r.a, Rasulullah shollallahu’alaihiwasallam bersabda: “Barangsiapa diwaktu pagi mengatakan a’uzubillahis-sami’il alim……dia akan dibebaskan dari gangguan setan hingga sore hari.”

QS. Al-Fatihah [1]: 1-7

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ – ١ 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ – ٢ 

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ – ٣ 

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ – ٤ 

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ – ٥ 

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ – ٦ 

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ  – ٧

(1) Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha  Penyayang.
(2) Segala puji bagi A llah, Tuhan semesta alam,

(3) Maha  Pemurah lagi Maha Penyayang, 
(4) Yang menguasai hari pembalasan.
(5)  Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah  kami mohon pertolongan
(6) Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(7) (yaitu)  jalan orang-orang yang telah Engkau  anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)  mereka yang sesat.

1. Surah terbesar
Rasulullah bersabda, ‘Sukakah kamu bila kuajari surat yang tidak diturunkan surat lain yang serupa dengannya di dalam Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan?’ Ubai menjawab, ‘Saya suka wahai Rasulullah.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya aku tidak mau keluar dari pintu ini sebelum aku mengajarkannya.’ Ubai berkata, ‘Kemudian Rasulullah memegang tanganku sambil bercerita kepadaku.

Saya memperlambat jalan karena khawatir beliau akan sampai di pintu sebelum menuntaskan pembicaraannya. Ketika kami sudah mendekati pintu, aku berkata, ‘Ya Rasulullah, surat apakah yang engkau janjikan itu?’ Beliau bertanya, ‘Apa yang kamu baca dalam shalat?’ Ubai berkata, ‘Maka aku membacakan Ummul-Qur’an kepada beliau.’ Beliau bersabda, ‘Demi jiwaku dalam genggaman-Nya, Allah tidak menurunkan surat yang setara dengan itu baik dalam Taurat, Injil, Zabur, maupun Al-Furqan. Ia merupakan tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang.’” (HR. Ahmad)

2. Penyembuh penyakit fisik
“Bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu berada dalam perjalanan safar, lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk dijamu, namun penduduk kampung  tersebut enggan untuk menjamu. Penduduk kampung tersebut lantas berkata kepada para  sahabat yang mampir, “Apakah di antara kalian ada yang dapat meruqyah karena pembesar kampung tersebut tersengat binatang atau terserang demam.” Di antara para sahabat lantas berkata, “Iya ada.” Lalu iapun mendatangi pembesar kampung tersebut dan ia meruqyahnya dengan membaca surat Al-Fatihah. Maka pembesar kampung itupun sembuh.

Lalu yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor kambing, namun ia enggan menerimanya – dan disebutkan – ia mau menerima sampai kisah tadi diceritakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan kisahnya tadi kepada beliau. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidaklah meruqyah kecuali dengan membaca surat Al-Fatihah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas tersenyum dan berkata, “Bagaimana engkau bias tahu Al-Fatihah adalah ruqyah?” Beliaupun bersabda, “Ambil kambing tersebut dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnu Qoyyim pernah berkata, ““Aku pernah menginap di Makkah selama beberapa saat lalu aku jatuh sakit, aku tidak mendapatkan satupun dokter di sana, maka aku mencoba mengobati diriku sendiri dengan membaca surat Al-Fatihah, dan aku dapati perubahan yang sangat menakjubkan, sejak saat itu aku sering memberikan saran kepada orang-orang yang mengeluh akan penyakitnya untuk membaca Al-Fatihah dan banyak dari mereka mendapatkan kesembuhan dengan cepat.”

3.  Mendapat jaminan Allah
Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah berfirman: “Aku membagi Al-Fatihah, antara Aku dan hamba-Ku dua bagian. Hamba-Ku berhak atas apa yang dimintanya. Ketika seorang hamba membaca ‘alhamdulillahi rabbil ‘alamin, maka Allah berfirman, “hamba-Ku memuji-Ku. Ketika dia mengucapkan arrahmanirrahim.”

Allah berfirman, “hamba-Ku memujiku. Ketika dia mengucapkan “Maliki yaumid din,” Allah berfirman, hamba-Ku mengagungkan-Ku, dan mengatakan hamba-Ku pasrah kepada-Ku. Ketika dia mengucapkan “iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in,” Allah berfirman, ini antara Aku dan hamba-Ku, baginya apa yang dia minta.

Saat dia mengucapkan “ihdinas shiratal Mustaqim, shiratalladzina an’amta ‘alaihim ghairil maghdlubi ‘alaihim waladh dhallin,” Allah berfirman, “ini untuk hamba-Ku dan baginya apa yang dia minta.” (HR. Muslim).

Albaqarah [2]:1-5

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
الۤمّۤ ۚ – ١
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ – ٢
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ – ٣
وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ – ٤
اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ – ٥ 

(1) Alif Lam Mim.
(2) Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
(3) (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,
(4) dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.
(5) Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

1. Naungan di hari kiyamat dan penolak sihir/santet/teluh
“Bacalah ‘dua tangkai bunga indah’, yakni surat al-Baqarah dan Ali ‘Imran. Sebab, keduanya akan datang pada hari Kiamat laksana penaung, atau seperti awan pelindung, atau seperti kelompok burung yang membeberkan sayap-sayapnya dan membela pembaca keduanya. Maka bacalah surat al-Baqarah, sebab di dalamnya terdapat keberkahan. Sedangkan meninggalkannya adalah kerugian. Bahkan, para pelaku kebatilan (para ahli sihir/santet/teluh) pun tak mampu menembusnya,” (HR. Ahmad)

2. Rumah aman dari syaitan
“Janganlah Kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya Setan akan lari dari rumah yang dibacakan surah al-Baqarah di dalamnya.” (HR Abu Hurairah)

Albaqarah [2]:255-257

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ – ٢٥٥

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ – ٢٥٦ 

اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَوْلِيَاۤؤُهُمُ الطَّاغُوْتُ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ اِلَى الظُّلُمٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ  – ٢٥٧

(255) Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar. 

(256) Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. 

(257) Allah pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.

1. Ayat yang paling agung
Sebagaimana yang ada pada pertanyaan yang diajukan oleh Rasulullah kepada Ubay bin Ka’ab, “Ayat mana yang paling agung dalam kitabullah?” Ubay menjawab, “Ayat kursi.” Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam menepuk dada Ubay kemudian berkata, “Wahai Abu Mundzir, semoga engkau berbahagia dengan ilmu yang engkau miliki.” (HR. Muslim).

2. Keagungan melebihi langit dan bumi
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah Allah menciptakan langit dan bumi melebihi agungnya Ayat Kursi. Sufyan ats-Tsauri berkata, “Sebab ayat kursi merupakan (salah satu) kalamullah (perkataan Allah), sedangkan kalamullah itu lebih agung dari ciptaan Allah yang berupa langit dan bumi” (HR. At-Tirmidzi)

3. Bacaan zikir sebelum tidur
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila engkau mendatangi tempat tidur (di malam hari), bacalah Ayat Kursi, niscaya Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga waktu pagi” (HR. Al-Bukhari).

4. Yang membaca masuk surga
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setelah selesai shalat, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian” (HR. An Nasa-i)

Albaqarah [2]: 285-286

اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ – ٢٨٥ 

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ – ٢٨٦

(284) Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

(285) Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.

(286) Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. 
Diberi kecukupan
“Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan.”
(HR. Bukhari no. 5009 dan Muslim no. 808)

Al-Imran [3]: 1-2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

الۤمّۤ – ١ 

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُۗ – ٢
 

(1) Alif Lam Mim.

(2) Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).

Dari Al-Qasim bin Abdurrahman ra., dari Nabi saw. bahwa asma Allah yang agung itu ada pada tiga surat dalam Al-Qur’an yakni : surat Al Baqarah, Ali Imran, dan surat Thaha. Al-Qasim berkata, “Kemudian aku mencarinya, maka aku mendapatkan pada surat Al-Baqarah adalah  ayat (kursi), “allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum”, pada surat Ali Imran adalah ayat, “alif lam mim, allahu la illa huwal hayyul qayyum”, dan pada surat Thaha adalah ayat, “wa ‘anatil wujuhu lil hayyil qayyum.”
(Hadits ini diriwayatkan oleh Adz-Dzahabi)

Thoha [20]:111-112

وَعَنَتِ الْوُجُوْهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّوْمِۗ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا – ١١١ 

وَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخٰفُ ظُلْمًا وَّلَا هَضْمًا – ١١٢
 

(111) Dan semua wajah tertunduk di hadapan (Allah) Yang Hidup dan Yang Berdiri Sendiri. Sungguh rugi orang yang melakukan kezaliman. 

(112) Dan barang siapa mengerjakan kebajikan sedang dia (dalam keadaan) beriman, maka dia tidak khawatir akan perlakuan zalim (terhadapnya) dan tidak (pula khawatir) akan pengurangan haknya.

Dari Al-Qasim bin Abdurrahman ra., dari Nabi saw. bahwa asma Allah yang agung itu ada pada tiga surat dalam Al-Qur’an yakni : surat Al Baqarah, Ali Imran, dan surat Thaha. Al-Qasim berkata, “Kemudian aku mencarinya, maka aku mendapatkan pada surat Al-Baqarah adalah  ayat (kursi), “allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum”, pada surat Ali Imran adalah ayat, “alif lam mim, allahu la illa huwal hayyul qayyum”, dan pada surat Thaha adalah ayat, “wa ‘anatil wujuhu lil hayyil qayyum.”
(Hadits ini diriwayatkan oleh Adz-Dzahabi)

Attaubah [ 9]:128-129

لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ – ١٢٨ 

فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ – ١٢٩ 

(128) Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.

(129) Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung.”

Dari Abu Darda’ ra., dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda,“Barangsiapa di waktu pagi atau sore membaca hasbiyallahu la-ilaha illallahu ‘alaihi tawakkatu wahua robbul’arzil ‘aziim tujuh kali, maka Allah akan mencukupi apa yang diinginkan dari perkara dunia dan akhirat.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Sunii dan Ibnu Asakir secara marfu’. Diriwayatkan pula oleh Abu Dawud dan secara muqsuf oelh Abu darda’)

Al-Isra'[17]:110-111

قُلِ ادْعُوا اللّٰهَ اَوِ ادْعُوا الرَّحْمٰنَۗ اَيًّا مَّا تَدْعُوْا فَلَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذٰلِكَ سَبِيْلًا – ١١٠ 

وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيْرًا  – ١١١
 

(110) Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asma‘ul husna) dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam salat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu.”

(111) Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan dan agungkanlah Dia seagung-agungnya. 

“Barangsiapa pada waktu pagi dan sore membaca : qulid’ullaha awid’urrahman sampai akhir ayat, maka hatinya tidak akan mati pada hari dan malam itu.” (Hadits ini dirawatkan oleh Ad-Dilami dalam kitab Musna Al-Firdaus)

Al-Mukminun [23]:115-118

اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ – ١١٥ 

فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَقُّۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ – ١١٦ 

وَمَنْ يَّدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهٗ بِهٖۙ فَاِنَّمَا حِسَابُهٗ عِنْدَ رَبِّهٖۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الْكٰفِرُوْنَ – ١١٧ 

وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰحِمِيْنَ  – ١١٨ 

(115) Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?

(116) Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) ‘Arsy yang mulia. (117) Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain selain Allah, padahal tidak ada suatu bukti pun baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya pada Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak akan beruntung.

(118) Dan katakanlah (Muhammad), “Ya Tuhanku, berilah ampunan dan (berilah) rahmat, Engkaulah pemberi rahmat yang terbaik.” 
Dari Muhammad bin Ibrahim At-Taimi dari ayanya berkata, “Pada suatu peperangan Rasulullah saw. memberikan nasihat kepada kami agar membaca: afahasibtum annama khalaqnakum.. dan ayat – ayat berikutnya. Kamipun membacanya, maka kami berhasil memperoleh kemenangan dan keselamatan.” (Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Sunni, Abu Nu’aim, dan Ibnu Mandah. Al-Hafidz (Ibnu Hajar) berkata, “Sanadnya bisa diterima.”)

Ar-Ruum [30]:17-26

فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ حِيْنَ تُمْسُوْنَ وَحِيْنَ تُصْبِحُوْنَ – ١٧ 

وَلَهُ الْحَمْدُ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَعَشِيًّا وَّحِيْنَ تُظْهِرُوْنَ – ١٨
 

يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَيُحْيِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۗوَكَذٰلِكَ تُخْرَجُوْنَ – ١٩ 

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ اِذَآ اَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُوْنَ – ٢٠ 

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ – ٢١ 

وَمِنْ اٰيٰتِهٖ خَلْقُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافُ اَلْسِنَتِكُمْ وَاَلْوَانِكُمْۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّلْعٰلِمِيْنَ – ٢٢ 

وَمِنْ اٰيٰتِهٖ مَنَامُكُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاۤؤُكُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ – ٢٣ 

وَمِنْ اٰيٰتِهٖ يُرِيْكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَّطَمَعًا وَّيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَيُحْيٖ بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَاۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ – ٢٤
 

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ تَقُوْمَ السَّمَاۤءُ وَالْاَرْضُ بِاَمْرِهٖۗ ثُمَّ اِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةًۖ مِّنَ الْاَرْضِ اِذَآ اَنْتُمْ تَخْرُجُوْنَ – ٢٥ 

وَلَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ كُلٌّ لَّهٗ قَانِتُوْنَ – ٢٦
 

(17) Maka bertasbihlah kepada Allah pada petang hari dan pada pagi hari (waktu subuh),

(18) dan segala puji bagi-Nya baik di langit, di bumi, pada malam hari dan pada waktu zuhur (tengah hari).

(19) Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi setelah mati (kering). Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).

(20) Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.

(21) Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.

(22) Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.

(23) Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.

(24) Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya, Dia memperlihatkan kilat kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering). Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengerti.

(25) Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu kamu keluar (dari kubur).

(26) Dan milik-Nya apa yang di langit dan di bumi. Semuanya hanya kepada-Nya tunduk.
“Barangsiapa ketika pagi membaca subhanallahi hiina.. sampai pada wakazalikatukhrajun, maka ia akan menemukan apa – apa yang hilang pada hari itu. Dan barangsiapa membacanya pada sore hari, akan ia menemukan apa yang hilang pada malamnya.” (HR. Abu Dawud)

Al-Mukmin [40]:1-3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

حٰمۤ ۚ – ١ 

تَنْزِيْلُ الْكِتٰبِ مِنَ اللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۙ – ٢ 

غَافِرِ الذَّنْۢبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيْدِ الْعِقَابِ ذِى الطَّوْلِۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗاِلَيْهِ الْمَصِيْرُ – ٣ 

(1) Ha Mim

(2) Kitab ini (Al-Qur’an) diturunkan dari Allah Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui,

(3) yang mengampuni dosa dan menerima tobat dan keras hukuman-Nya; yang memiliki karunia. Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nyalah (semua makhluk) kembali.
“Barangsiapa yang membaca Hammiim dalam surat Al Mu’min, sampai Ilaihil Mashiir dan ayat Kursi ketika pagi, maka dia akan dijaga oleh keduanya sampai sore. Barang siapa yang membacanya ketika sore dia akan dijaga oleh keduanya sampai pagi.” (HR. At Tirmidzi No. 2879)

Al-Hasr [59]:22-24

هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِۚ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ – ٢٢ 

هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ – ٢٣ 

هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۗ يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ  – ٢٤ 

(22) Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

(23) Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

(24) Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
“Barang siapa yang membaca beberapa ayat penutup surat Al Hasyr pada malam hari atau siang, lalu dia mati pada siang atau malamnya, maka dia pasti masuk surga.” Salim bin ‘Utsman telah menyendiri dalam meriwayatkannya, dari Muhammad bin Ziyad. (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 2399)

Al-Zalzalah [99]:1-8

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

اِذَا زُلْزِلَتِ الْاَرْضُ زِلْزَالَهَاۙ – ١
 

وَاَخْرَجَتِ الْاَرْضُ اَثْقَالَهَاۙ – ٢
 

وَقَالَ الْاِنْسَانُ مَا لَهَاۚ – ٣ 

يَوْمَىِٕذٍ تُحَدِّثُ اَخْبَارَهَاۙ – ٤
 

بِاَنَّ رَبَّكَ اَوْحٰى لَهَاۗ – ٥ 

يَوْمَىِٕذٍ يَّصْدُرُ النَّاسُ اَشْتَاتًا ەۙ لِّيُرَوْا اَعْمَالَهُمْۗ – ٦ 

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ – ٧
 

وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ  – ٨ 

(1) Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat,

(2) dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,

(3) Dan manusia bertanya, “Apa yang terjadi pada bumi ini?”

(4) Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya,

(5) karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) padanya.

(6) Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok, untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya.


(7) Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,

(8) dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dalam hadits riwayat Ibnu Abbas ra. (marfu’) disebutkan bahwa, “idza zulzilat…” itu menyamai separo Al-Qur’an.” (Hadits riwayat At-Timidzi dan Al-Hakim dari hadits Yaman bin al-mughirah)

Al-Kafirun [109]:1-6

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
 

قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ – ١
 

لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ – ٢
 

وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ – ٣
 

وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ – ٤
 

وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ – ٥
 

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ  – ٦

(1) Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir! 

(2) aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,

(3) dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,

(4) dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

(5) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.

(6) Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” 
Hadits Ibnu Abbas ra.,”qul ya ayyuhal kafirun itu menyamai seperempat Al-Quran”. (Hadits riwayat At-Tirmidzi dan Al-Hakim. Dia mengatakan “Sanadnya shahih.”)

An-Nasr [110]:1-3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ – ١
 

وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ – ٢
 

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا  – ٣

(1) Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,

(2) dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,

(3) maka bertasbihlah dalam dengan Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.
Hadits dari Anas ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda kepada salah seorang sahabatnya, “Bukankah bersamamu idza ja-a nahrullahi wal fathu?” Sahabat tadi menjawab, “Ya.” Rasulullah saw. bersabda, “Ia menyamai seperempat Al- Qur’an.” (Hadits riwayat At-Tirmidzi. Dia mengatakan, “Ini hadits hasan.”)

Al-Ikhlash [112]:1-4

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
 

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – ١
 

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – ٢
 

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – ٣
 

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ  – ٤
 

(1) Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.

(2) Allah tempat meminta segala sesuatu.

(3) (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

(4) Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
Dari Abdullah bin Hubaib ra., ia berkata, “(Suatu ketika) kami keluar pada malah yang gelap gulita dan sedang hujan. Kami meminta kepada Rasulullah saw. agar berkenan mendoakan kami. Maka kamipun menjumpai beliau, lalu beliau bersabda, “Katakanlah!” Saya tidak mengatakan apa – apa. Kemudian beliau bersabda, “Katakanlah!” Saya tidak mengatakan apa – apa, Kemudian saya bertanya, ”Apa yang harus saya katakan, wahai Rasulullah ?” Beliau bersabda, “qulhuwaallahu ahad dan dua surat perlindungan (Al-Falaq dan An-Nas) tatkala sore dan pagi hari masing – masing tiga kali, niscaya ia sudah mencukupi dari segala sesuatu.” (Hadits riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, dan An- Nasa’i. At-Tirmidzi berakta, “Ini hadits hasan shahih.”)

Al-Falaq [113]:1-5

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ – ١ 

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ – ٢ 

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ – ٣
 

وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ – ٤
 

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ  – ٥
 

(1) Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),

(2) dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,

(3) dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

(4) dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),

(5) dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
Dari Abdullah bin Hubaib ra., ia berkata, “(Suatu ketika) kami keluar pada malah yang gelap gulita dan sedang hujan. Kami meminta kepada Rasulullah saw. agar berkenan mendoakan kami. Maka kamipun menjumpai beliau, lalu beliau bersabda, “Katakanlah!” Saya tidak mengatakan apa – apa. Kemudian beliau bersabda, “Katakanlah!” Saya tidak mengatakan apa – apa, Kemudian saya bertanya, ”Apa yang harus saya katakan, wahai Rasulullah ?” Beliau bersabda, “qulhuwaallahu ahad dan dua surat perlindungan (Al-Falaq dan An-Nas) tatkala sore dan pagi hari masing – masing tiga kali, niscaya ia sudah mencukupi dari segala sesuatu.” (Hadits riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, dan An- Nasa’i. At-Tirmidzi berakta, “Ini hadits hasan shahih.”)

Annas [114]:1-6

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ – ١
 

مَلِكِ النَّاسِۙ – ٢
 

اِلٰهِ النَّاسِۙ – ٣
 

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ – ٤
 

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ – ٥
 

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ  – ٦
 

(1) Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,

(2) Raja manusia,

(3) sembahan manusia,

(4) dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,

(5) yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

(6) dari (golongan) jin dan manusia.” 
Dari Abdullah bin Hubaib ra., ia berkata, “(Suatu ketika) kami keluar pada malah yang gelap gulita dan sedang hujan. Kami meminta kepada Rasulullah saw. agar berkenan mendoakan kami. Maka kamipun menjumpai beliau, lalu beliau bersabda, “Katakanlah!” Saya tidak mengatakan apa – apa. Kemudian beliau bersabda, “Katakanlah!” Saya tidak mengatakan apa – apa, Kemudian saya bertanya, ”Apa yang harus saya katakan, wahai Rasulullah ?” Beliau bersabda, “qulhuwaallahu ahad dan dua surat perlindungan (Al-Falaq dan An-Nas) tatkala sore dan pagi hari masing – masing tiga kali, niscaya ia sudah mencukupi dari segala sesuatu.” (Hadits riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, dan An- Nasa’i. At-Tirmidzi berakta, “Ini hadits hasan shahih.”)

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ .ثَلَاثًا


Kami masuk waktu pagi dan masuk waktu pagi pula kerajaan milik Allah. Segala puji bagi Allah, tiada sekutu bagi-Nya, tiada Tuhan melainkan Dia, dan menuju kepada-Nya adalah sebuah kebangkitan (3x)

Dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah s.a.w tatkala pagi hari selalu membaca: asbahna wa-asbahal mulki lillahi ….dan ketika sore berkata: amsaina wa-amsal mulku lillahi ….

(Hadist riwayat Ibnu Sunni dan Al-Bazzar. Albaihaqi berkata hadist ini sanadnya baik)

اَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الْإِسْلَامِ، وَكَلِمَةِ الْإِخْلَاصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا وَمَا كَانَ مِنَ
الْمُشْرِكِيْنَ . (ثَلَاثًا)

Kami masuk waktu pagi di atas fitrah Islam dan kalimat tauhid, di atas agama Nabi kami Muhammad SAW, dan diatas ajaran bapak kami Ibrahim as yang hanif. Dan ia bukan termasuk golongan orang-orang yang musyrik. (3 kali)

Dari Ubay bin Ka’ab r.a. berkata:”Ketika pagi hari Rasulullah s.a.w mengajarkan pada kami membaca asbahna ala fitratil islam…..dan ketika sore hari juga dengan doa yang sama.”

(HR. Abdullah bin Imam Ahmad Ibnu Hanbal)

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَصْبَحْتُ مِنْكَ فِيْ نِعْمَةٍ وَعَافِيَةٍ وَسِتْرٍ، فَأَتِمَّ عَلَيَّ نِعْمَتَكَ وَعَافِيَتَكَ وَسِتْرَكَ فِيْ الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ . (ثَلَاثًا)


Yaa Allah, sesungguhnya aku memulai pagi ini dengan kenikmatan, kesehatan, dan perlindungan-Mu. Maka sempurnakanlah untukku kenikmatan, kesehatan, dan perlindungan-Mu itu dalam agamaku, dunia dan juga akhirat. (3 kali)

Dari Ibnu Abbas ra, Ia berkata,”Telah bersabda Rasulullah saw, “Barangsiapa membaca 3x allahumma-inni-ashbahtu-mingka….maka wajib bagi Allah untuk menyempernakan nikmat-Nya kepadanya.””

(HR. Ibnu Sunni)

 

اَللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِيْ مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لَاشَرِيْكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ . (ثَلَاثًا)


Yaa Allah, segala nikmat yang pagi ini menyertaiku atau siapa pun di antara makhluk-Mu, hanyalah dari-Mu semata tiada sekutu bagi-Mu, Maka bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu rasa syukur. (3x)

Dari Abdullah bin Ghannam Al-Bayadhi bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa ketika pagi membaca allahumma ma-asbaha-bi…..maka sesungguhnya ia telah menunaikan syukur pada hari itu. Dan barangsiapa membacanya ketika sore hari, maka ia telah menunaikan syukur pada malam harinya.”

(HR.Abu Dawud, An-Nasai dan Ibnu Hibban)

يَارَبِّيْ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ . (ثَلَاثًا)


Yaa Tuhanku, bagi-Mu segala puji sebagaimana yang selayaknya untuk kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. (3x)
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meberitahu para sahabat jika ada salah seorang dari hamba Allah yang membaca (lafazh dzikir sebagai berikut), ” Yaa Rabbii lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa ‘azhiimi sulthaanika (artinya : wahai Tuhan ku, bagi-Mu pujian seperti yang layak untuk kemuliaan-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu) “,

maka kalimat dzikir tersebut membuat berat kedua malaikat pencatat amal perbuatan manusia sehingga keduanya tidak tahu apa yang pantas dia tulis untuk kalimat dzikir tersebut.

Kedua malaikat tersebut naik ke langit dan berkata, ” Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hamba-Mu telah mengucapkan sebuah kalimat yang tidak tahu harus kami catat dengan balasan seperti apa. ” Allah ‘Azza wa Jalla berfirman – sedangkan Dia sebenarnya lebih tahu terhadap apa yang di ucapkan oleh hamba-Nya –

” Memang apa yang telah di ucapkan oleh hamba-Ku? ”

kedua malaikat itu berkata, ” Sesungguhnya dia telah mengucapkan (kalimat dzikir), ‘ Yaa Rabbii lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa ‘azhiimi sulthaanika ( artinya : wahai Tuhan ku, bagi-Mu pujian seperti yang layak untuk kemuliaan-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu )’.

” Allah ‘Azza wa Jalla berfirman kepada kedua malaikat tersebut,

” Tulislah oleh kalian kalimat dzikir tersebut sebagaimana yang telah di ucapkan oleh hamba-Ku, sehingga dia akan bertemu dengan-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. ”

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا، وَِبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَرَسُوْلًا، وَبِالْقُرْأَنِ إِمَامًا، وَبِالْمُسْلِمِيْنَ إِخْوَانًا . رَبِّيْ زِدْنِيْ عِلْمًا وَرْزُقْنِي فَهْمًا بِرَحْمَتِكَ يَآاَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ . (ثَلَاثًا)


Aku ridha Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, Al Qur’an sebagai imam, dan Umat Muslim sebagai saudara. Yaa Tuhaku, tambahkanlah aku akan ilmu, dan berilah aku karunia untuk dapat memahaminya. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih lagi Penyayang (3x)
Dari Abi Salam ra – seorang pelayan Rasulullah – dalam hadist marfu’, ia berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa ketika pagi dan sore mengatakan: raditu-billahi-robba …..,maka adalah wajib bagi Allah untuk meridhoinya.”

(HR.Abu Dawud, Attirmidzi, An-Nasa’i dan Al-Hakim)

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ . (ثَلَاثًا)


Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya sebanyak bilangan makhluk-Nya, selera diri-Nya, seberat timbangan ‘Arsy-Nya dan sebanyak tinta (bagi) kata-kata-Nya. (3x)
Juwairiyah Ummul Mukminin r.a., istri Rasulullah, menceritakan bacaan zikir yang diperoleh dari suaminya. Hari itu, bersamaan waktu shalat Shubuh, Rasulullah berangkat pagi-pagi sekali dari rumah Juwairiyah.

Sementara itu, Juwairiyah berada di tempat shalatnya, di rumah. Ketika waktu dhuha tiba, Rasulullah pulang ke rumah. Rasulullah mendapati Juwairiyah masih tetap duduk di tempat shalatnya. “Engkau masih di sini sejak aku tinggalkan tadi?” tanya Rasulullah. “Iya,” jawab Juwairiyah. Rasulullah saw. kemudian bersabda, “Aku beri tahu kepadamu empat bacaan untuk dibaca tiga kali. Jika ditimbang (pahalanya), sama dengan (pahala) bacaanmu sejak dini hari tadi:

Subhanallahi wa bi hamdihi, ‘adada khalqihi, wa ridha nafsihi, wa zinata arsyihi, wa midada kalimatihi (Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah; sesuai dengan jumlah makhluk-Nya, dengan keridhaan diri-Nya, seberat Arasy milik-Nya, dan sebanyak firman-firman-Nya)

(HR. Muslim)

بِسْمِ اللهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ . (ثَلَاثًا)


Dengan nama Allah, yang selama bersama nama-Nya tidak ada sesuatu pun di bumi ataupun di langit yang dapat membahayakan. Dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (3x)
Dari Syaidina Utsman radhiallahu’anhu bahwasanya,Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang Hamba pada setiap pagi mengucapkan bismillahilladzi la yadurru ma’asmihi syaiun fil ardhi walafissamai wahuwassami Ul Alim sebanyak 3x maka tidak ada sesuatu apapun yang akan bisa membahayakannya.

(HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُبِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُهُ . (ثَلَاثًا)


Yaa Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui, dan kami mohon ampun kepada-Mu untuk sesuatu yang tidak kami ketahui. (3x)
Rasululllah SAW bersabda, ‘Wahai sekalian manusia, jauhilah dosa syirik, karena syirik itu lebih samar daripada rayapan seekor semut.’ Lalu ada orang yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana kami dapat menjauhi dosa syirik, sementara ia lebih samar daripada rayapan seekor semut?’ Rasulullah berkata, ‘Ucapkanlah

Allahumma inni a’udzubika an usyrika bika wa ana a’lam wa astaghfiruka lima laa a’lam (‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik yang aku sadari. Dan aku memohon ampun kepada-Mu atas dosa-dosa yang tidak aku ketahui).”

[HR.Ahmad]

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ . (ثَلَاثًا)


Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari keburukan yang Dia ciptakan. (3x)
Kholwah binti Hakim As Sulamiyyah berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang singgah di suatu tempat lantas ia mengucapkan “a’udzu bi kalimaatillahit taammaati min syarri maa kholaq” (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya)”, maka tidak ada sama sekali yang dapat memudhorotkannya sampai ia berpindah dari tempat tersebut”

(HR. Muslim)

“Barangsiapa mengucapkan ketika jelang sore’ “a’udzu bi kalimaatillahit taammaati min syarri maa kholaq” (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya) sebanyak tiga kali, maka tidak ada racun yang akan membahayakannya.” Suhail berkata, “Keluarga kami biasa mengamalkan bacaan ini, kami mengucapkannya setiap malam.” Ternyata anak perempuan dari keluarga tadi tidak mendapati sakit apa-apa.

(HR. Tirmidzi)


اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوْذُبِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ . (ثَلَاثًا)


Yaa Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dan aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan bakhil, dan juga aku berlindung kepada-Mu dari tekanan hutang, dan kesewenang-wenangan orang. (3x)
“Disebutkan oleh Abu Sa‘id al-Khudri, pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke masjid. Di sana sudah ada seorang laki-laki Anshar yang bernama Abu Umamah. Beliau kemudian menyapanya, “Hai Abu Umamah, ada apa aku melihatmu duduk di masjid di luar waktu shalat?”

Abu Umamah menjawab, “Kebingungan dan utang-utangku yang membuatku (begini), ya Rasul.” Beliau kembali bertanya, “Maukah kamu jika aku ajarkan suatu bacaan yang jika kamu membacanya, Allah akan menghapuskan kebingunganmu dan memberi kemampuan melunasi utang?” Umamah menjawab, “Tentu, ya Rasul.”

Beliau melanjutkan, “Jika memasuki waktu pagi dan sore hari, maka bacalah:

[Allâhumma innî a‘ûdzu bika minal hammi wal hazan. Wa a‘ûdzu bika minal ‘ajzi wal kasal. Wa a‘ûdzu bika minal jubni wal bukhl. Wa a‘ûdzu bika min ghalabatid daini wa qahrir rijâl]

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan orang-orang.”

Abu Umamah mengatakan, “Setelah aku mengamalkan doa itu, Allah benar-benar menghilangkan kebingunganku dan memberi kemampuan melunasi utang.”

(HR. Abu Dawud)

اَللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي، اَللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي، اَللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ قَلْبِيْ . (ثَلَاثًا)


Yaa Allah, sehatkanlah badanku. Yaa Allah sehatkanlah pendengaranku. Yaa Allah sehatkanlah penglihatanku. Yaa Allah sehatkanlah qolbunku (hatiku). (3x)
Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Abi Bakrah rahimahullah, ia bekata kepada ayahnya, “Wahai Ayah, mengapa aku selalu mendengar Ayah membaca sebuah doa dan mengulang-ulangnya sampai tiga kali setiap pagi dan sore?” Allahumma ‘afini fi badani….

Abu Bakrah Radhiyallahu ‘Anhu menjawab:
“Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berdoa dengan doa itu, maka aku suka mengikuti sunnah Beliau.”

(HR. Abu Dawud)
 

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لَآ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ . (ثَلَاثًا)


Yaa Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran, dan aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur. Tiada Tuhan kecuali Engkau. (3x)
….Muslim berkata,”Wahai ayahku aku telah mendengarmu berdoa: Allahumma inni auzubika minal kufri ……di tiap selesai sholat lalu aku menghapalnya darimu.” Ayahku berkata,”Teruskanlah wahai anakku karena Rasulullah saw berdoa dengannya setiap selesai sholat.”

(HR. Ahmad)

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي، لَآ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَ أَبُوْءُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ . (ثَلَاثًا)


Yaa Allah, Engkau Tuhanku, tiada Tuhan kecuali Engkau. Engkau ciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku memegang teguh janji-Mu, semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui banyaknya nikmat (yang Engkau anugerahkan) kepadaku dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah aku. Karena sesungguhnya tiada yang sanggup mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau. (3x)

Hadits dari Syaddad bin Aus bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang membaca sayidul istighfar (doa diatas) di sore hari, lalu ia meninggal di malam itu, niscaya ia termasuk penghuni surga. Demikian juga berlaku bagi mereka yang membaca sayidul istighfar di pagi hari, lalu wafat di hari itu juga, niscaya ia termasuk penghuni surga.”

(HR. Imam Bukhari)

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لَآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ . (ثَلَاثًا)


Aku mohon ampun kepada Allah, yang tiada Tuhan kecuali Dia. Yang Maha hidup kekal dan senantiasa mengurus (makhluk-Nya) dan aku bertaubat kepada-Nya. (3x)
Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang mengucapkan Astaghfirullahal ‘adzim alladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaih 3x, maka dosa-dosanya telah diampuni meskipun ia lari dari medan peperangan.”

(HR. Abu Dawud)   “Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka”

(H.R Imam Ahmad)    

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَـلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ . (عَشْرًا)


Yaa Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad serta keluarga junjungan kami Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim beserta keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Limpahkanlah barokah kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan beserta keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah limpahkan barokah kepada junjungan kami Nabi Ibrahim beserta keluarga Nabi Ibrahim di seluruh alam. Sesungguhnya, Engkaulah yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia. (10x) 
Dari Sa’id Al-Musayyab, dari Umar bin Khaththab, ia berkata, “Sesungguhnya doa akan terhenti antara langit dan bumi dan tidak bisa naik ke atas, hingga kamu membaca shalawat atas Nabimu Saw.” 
(HR. Tirmidzi)

Dari Abu Ali Al Janbi, dari Fadhalah bin Ubaid, ia berkata: Ketika Rasulullah sedang duduk, tiba-tiba seorang lelaki masuk, lalu shalat dan berdo’a, “Ya Allah, ampunilah aku dan kasihanilah aku.” Rasulullah kemudian bersabda, “Engkau tergesa-gesa wahai mushali (orang yang sedang shalat). Apabila engkau shalat kemudian duduk, maka pujilah Allah dengan pujian yang layak bagi-Nya. Bacalah shalawat atasku, lalu berdo’alah!” Selepas itu, seorang lelaki yang lain shalat, memuji Allah, dan membaca shalawat kepada Nabi. Maka Nabi pun bersabda, “Wahai mushalli, berdo’alah (engkau kepada Allah). niscaya (do’amu) akan dikabulkan. ” 
(HR. Tirmidzi dan Abu Daud)

Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Ismail bin Ja’far memberitahukan kepada kami dari Al-Ala’ bin Abdurrahman dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa membaca shalawat untukku satu kali, maka Allah akan memberinya rahmat sepuluh kali’.”
(HR. Imam Muslim dan Abu Daud)

سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ . (مِائَةً)


Maha Suci Allah, Segala Puji bagi Allah, Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar. (100x)
Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada empat ucapan yang paling disukai oleh Allah: (1) Subhanallah, (2) Alhamdulillah, (3) Laa ilaaha illallah, dan (4) Allahu Akbar. Tidak berdosa bagimu dengan mana saja kamu memulai”
(HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: ‘Sesungguhnya membaca “subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar)” adalah lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang terkena sinar matahari.”
(HR. Muslim)

Dari Ummi Hani’ binti Abu Thalib dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewatiku pada suatu hari, lalu saya berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, saya sudah tua dan lemah, maka perintahkanlah kepadaku dengan amalan yang bisa saya lakukan dengan duduk.” Beliau bersabda: “Bertasbihlah kepada Allah seratus kali, karena itu sama dengan kamu membebaskan seratus budak dari keturunan Isma’il. Bertahmidlah kepada Allah seratus kali karena itu sama dengan seratus kuda berpelana yang memakai kekang di mulutnya, yang kamu bawa di jalan Allah. Bertakbirlah kepada Allah dengan seratus takbir karena ia sama dengan seratus unta yang menggunakan tali pengekang dan penurut. Bertahlillah kepada Allah seratus kali.” Ibnu Khalaf berkata; saya mengira beliau bersabda: “Karena ia memenuhi di antara langit dan bumi, dan pada hari ini tidaklah amalan seseorang itu diangkat kecuali akan didatangkan dengan semisal yang kamu lakukan itu.” (HR. Ahmad)

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang di muka bumi ini mengucapkan: Laa ilaha illallah, wallahu akbar, subhanallah, wal hamdulillah, wa laa hawla wa laa quwwata illa billah, melainkan dosa-dosanya akan dihapus walaupun sebanyak buih di lautan.”
(HR. Ahmad)



لَآ إِلَـهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ . (عَشْرًا)


Tiada Tuhan melainkan Allah semata. Tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya seluruh kerajaan, bagi-Nya segala puji, yang menghidupkan dan juga mematikan, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. (10x)
“Barangsiapa mengucapkan LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI’IN QODIR sebanyak sepuluh kali, maka ia seperti orang yang telah memerdekakan empat jiwa dari anak keturunan Isma’il.”
(HR. Bukhari dan Muslim)


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلَهَ إِلَّآ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ . (ثَلَاثًا)


Maha Suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu. (3x)
Dari Abu Barzah Al-Aslami, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata di akhir majelis jika beliau hendak berdiri meninggalkan majelis, “Subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.”

Ada seseorang yang berkata pada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, engkau mengucapkan suatu perkataan selama hidupmu.” Beliau bersabda, “Doa itu sebagai penambal kesalahan yang dilakukan dalam majelis.”
(HR. Abu Daud dan Ahmad)



سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ 


Maha Suci Tuhanmu, Pemilik segala kemuliaan dari apa-apa yang mereka sifatkan. Keselamatan semoga tercurah kepada para utusan dan segala puji bagi Allah. Tuhan sekalian alam.
Dalam kitab Hilyatul Aulia dari Ali ra,”Barangsiapa suka mendapat timbangan kebaikan yang sempirna, maka hendaklah diakhir majelisnya ia membaca: subhana robbika robbil izzati amma yasifuun….”