"Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allâh, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.”
Al-Qur'an Surah Al-Ahzab [33]: 41-42
(3x) أَسْتَغْفِرُ اللهَ
Aku minta ampun kepada Allah. (3x)
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.
Dari Tsauban –radhiyallahu anhu- beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam jika selesai dari sholatnya beliau beristighfar 3 kali dan berkata: Allaahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta dzal jalaali wal ikroom. Al-Walid (salah seorang perawi) berkata: Aku bertanya kepada al-Auza’i: Bagaimana istighfar (tersebut)? Al-Auzai menjawab: mengucapkan astaghfirullah astaghfirullah
(H.R Muslim No.591)
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Tiada Rabb yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya yang menyelamatkan dari siksaan). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan.
Dari Warrood maula al-Mughiroh bin Syu’bah beliau berkata: al-Mughiroh menulis surat kepada Muawiyah bin Abi Sufyan bahwasanya Rasulullah shollallahu alaihi wasallam membaca (dzikir) setelah salam (dalam) sholat : Laa Ilaaha Illallaahu wahdahu laa syariika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. Allaahumma laa maa-ni’a limaa a’thoyta wa laa mu’thiya limaa mana’ta. Wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jadd
(H.R Bukhari No.844 dan Muslim No.593)
سُبْحَانَ اللهِ (33 ×)
Maha Suci Allah (33x)
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ (33 ×)
Segal Puji Bagi Allah (33x)
اَللهُ أَكْبَرُ (33 ×)
Allah Maha Besar (33x)
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Tidak ada illah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan. Bagi-Nya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu anhu- dari Rasulullah shollallahu alaihi wasallam: Barangsiapa yang bertasbih selesai sholat 33 kali dan bertahmid 33 kali dan bertakbir 33 kali, itu adalah 99, dan disempurnakan menjadi 100 dengan (ucapan) Laa Ilaaha Illallaahu wahdahu laa syariika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir, akan diampuni dosa-dosanya meski sebanyak buih di lautan
(H.R Muslim No.597)
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allah, tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar.
Dari Abu Umamah –radhiyallahu anhu- beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang membaca ayat Kursi selesai sholat wajib, tidaklah menghalanginya dari masuk surga kecuali kematian
(H.R An-Nasai, dishahihkan Ibnu Hibban dan al-Albany)
(1) Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
(2) Allah tempat meminta segala sesuatu.
(3) (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
(4) Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.
(1) Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),
(2) dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,
(3) dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
(4) dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),
(5) dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
(1) Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,
(2) Raja manusia,
(3) sembahan manusia,
(4) dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,
(5) yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
(6) dari (golongan) jin dan manusia.”
Dari Uqbah bin Amir –radhiyallahu anhu- beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Bacalah al-Muawwidzaat (al-Ikhlash, al-Falaq, dan anNaas) setiap selesai sholat.
(H.R anNasaai, dishahihkan al-Hakim)
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima.
Dari Ummu Salamah bahwasanya Nabi shollallahu alaihi wasallam mengucapkan dalam sholat Subuh ketika selesai salam: Allaahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’an wa rizqon thoyyiban wa ‘amalan mutaqobbalaa
(H.R Ibnu Majah no. 925 dan Ahmad 6: 305, 322. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih)