Tidore, 6 Agustus 2023

“Tak kenal maka tak sayang”
Begitu kata peribahasa lama yang sudah sering kita dengar dan ucapkan. Syarat akan makna dan hikmah. Pun demikian dengan Kota Tidore, saudara kandung kota Ternate. Tak ‘dikenal’ maka tak akan disayang.

Tidore sudah tidak asing namanya. Setiap berkenalan dengan teman baru dan menyampaikan asal kita dari Ternate, pasti sang lawan bicara selalu berkata “Oh Ternate , Tidore. Negeri Para Sultan.

Susana kota yang bersih dan damai. Kota yang hanya sepelempar baru jaraknya dari kota tempat tinggalku, kota Ternate. Hanya kurang lebih 15 menit via kapal Ferry dari Pelabuhan Ferry Bastiong Ternate , kami sudah berlabuh di Pelabuhan Ruum, kota Tidore.

Sudah sering kesana namun hanya sebatas jalan-jalan dan menghadiri kegiatan. Kegiatan Study tour sekolah SMA IT Albina Ternate (5-6 Agustus 2023) sedikit menambah khasanah, pengetahuan dan pengalaman bermakna untuk saya, rekan guru dan para siswa tentang kota ini, Tidore. Tentang sejarah perjuangan kemerdekaannya, Semangat mempertahankan adat istiadat serta pengorbanan para tetua, leluhur dan para sultan yang membuat kami terkagum seraya selalu melisankan dzikir (subhanallah, Masya Allah) di sepanjang mendengar cerita dari Pak Bakri, protokoler Kadato Kie (Kedaton Kesultanan Tidore).

Sebagai guru, pasti ingin mendidik siswa yang tidak sekedar paham dengan materi pelajaran yang tertuang di dalam kurikulum namun berusaha mendorong mereka bisa memiliki kepekaan sosial, rasa tanggung jawab dan rasa cinta akan budaya, kearifan lokal dan tentu saja tanah air ini.

Monument Tugu Mareku, Benteng Torre, pantai Tugulufa, Mesjid di pantai Tugulufa, Sekolah SMP-SMA S Islam Terpadu Citra Ummat, Rumah Tenun Puta Dino Kayangan Tidore, Kadato Kie (Kedaton Kesultanan Tidore) adalah beberapa destinasi yang kami kunjungi. 2 hari adalah waktu yang terlalu singkat untuk mengeksplore keindahan, kedamaian dan kekokohan Kota Tidore dalam mempertahankan ciri khasnya sebagai kota kesultanan Islam. Namun insya Allah sudah banyak hikmah dan pengalaman berharga yang didapat.

Saya semakin terkesan dan bangga terlahir di negeri ini, Moloku kie Raha (Negeri 4 kesultanan). Penjelasan Pak Protokoler Kesultanan sangat membuat haru. Di setiap kalimat yang yang terucap membuat saya dan para guru saling bertatap dan hanya bisa berkata Masya Allah, Allahu Akbar.

Makna 9 Bendera berbeda warna di samping kiri kanan singgasana Jou Kolano dan Jou Fayya (Sultan dan Istrinya) adalah pertanyaan pertama akan rasa penasaran kami kepada pak Bakri yang sejak menyambut kedatangan kami selalu tersenyum, ramah dan rendah hati.

Hitam : sholat isya, Merah sholat Maghrib, kuning sholat ashar, hijau sholat dhuhur, putih sholat Subuh, ulasan beliau sembari memegang setiap ujung bendera tersebut yang di setiap bagian atas bendera tertulis kalimat tauhid (Laa Ilaha ilallah , Muhammaddurasulullah). Itulah Makna 5 bendera di samping kanan singgasan Sultan dan Istrinya.

Kuning, Panji Buludo Tidore (mohon dikoreksi jika salah tulis), Merah angkatan darat, Biru Angkatan Laut, Putih Melambangkan Pemerintahan dan hukum Kesultanan. Makna 4 Bendera di bagian kiri kursi singgasana. Bendera ini akan hanya dikeluar/kibarkan dari Kedaton setahun sekali di saat Perayaan Hari Jadi kota Tidore. Kecuali bendera Panji Kesultanan akan dikibarkan di depan Kedaton jika Sultan berada di Kedaton (Tidore).

Oh ya … 4 Bendera yang melambangkan Pemerintahan, hukum dan keamanan kesultanan ini terdapat gambar scorpion /kalajengking.
“Kalajengking ini hewan kecil, yang tidak berbahaya sebenarnya jika tidak diganggu, begitu juga dengan kota Tidore, struktur Kedaton ini juga jika dilihat dari atas maka bentuknya menyerupai scorpion”, ungkap Pak Bakri sembari mengajak kami berjalan menyusuri setiap sudut Kedaton kecuali kamar Puji dan kamar yang Mulia Jou Kolano dan Jou Fayya.

Masya Allah…
Semoga kami para guru dan siswa tidak akan pernah bosan tuk menggali makna filosofis dan sejarah negeri ini sehingga selalu mampu menjaga identitas diri, identitas negeri.

Cintai budaya
Cintai Indonesia
Bhinek tunggal ika

Mau bajalang sampe dimana
Mo balajar sampe dimana
Inga, Katong orang Maluku, Maluku Utara
Torang pe orang tua so Kase contoh bae-bae.
Jaga sholat, jaga adat istiadat.

“Adat matoto agama, agama matoto kitabullah”

Adat berdasar agama, agama berdasar Al-Qur’an
Pegang kuat-kuat, inga dan jalankan

Sarni S Walanda, S.S
Kepala SMA IT Albina Kota Ternate